Terdapat sembilan jenis program yang dapat dipilih di Kampus Mandiri, antara lain Magang Terakreditasi, Riset Mandiri, Kampus Mengajar, Indonesia International Student Mobility Award (IISMA), Pertukaran Mahasiswa Mandiri, Membangun Desa (KKN Bertema), Proyek Kemanusiaan, Riset atau Penelitian dan semangat kewirausahaan.
Dari sembilan program lainnya, dua yang paling diminati mahasiswa adalah magang dan studi independen, atau program yang secara umum terkait dengan MSIB. Acara MSIB populer karena mahasiswa dapat memperoleh pengalaman kerja atau belajar tentang dunia kerja dari mentor berkualitas dari perusahaan ternama Indonesia (bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan).
PT. Presentologics (Dicoding) menawarkan kepada lebih dari 1.000 mahasiswa kesempatan untuk menggali potensi mereka untuk mengembangkan hard skill dan soft skill melalui Kampus Mandiri, sebuah program studi mandiri yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Dicoding, sebagai platform pendidikan teknologi, menawarkan berbagai paket pembelajaran intensif bagi peserta Pembelajaran Mandiri Bersertifikat (SIB) Kampus Mandiri untuk mengembangkan potensi digital berstandar global.
Dicoding Indonesia adalah platform pembelajaran online yang berfokus pada pengembangan keterampilan teknis dan digital. Misi utama Dicoding adalah mengembangkan pengembang berkualitas yang memenuhi standar industri. Melalui berbagai program dan pelatihan, Dicoding menawarkan kesempatan kepada individu untuk meningkatkan keterampilan teknis mereka dan mempersiapkan mereka untuk berkarir di bidang teknologi.
- Kelas Belajar Dasar Git dengan GitHub
- Kelas Memulai Dasar Pemrograman untuk Menjadi Pengembang Software
- Kelas Pengenalan ke Logika Pemrograman (Programming Logic 101)
- Kelas Belajar Dasar Pemrograman Web
- Kelas Belajar Dasar Pemrograman JavaScript
- Kelas Belajar Membuat Front-End Web untuk Pemula
- Kelas Belajar Fundamental Front-End Web Development
- Kelas Meniti Karier sebagai Software Developer
- Kelas Belajar Membuat Aplikasi Back-End untuk Pemula
- Kelas Menjadi Front-End Web Developer Expert
Disetiap kelas, peserta harus menyelesaikan beberapa tugas atau quiz sebagai tolak ukur pemahaman peserta terhadap materi yang sudah dipelajari. Setelah beberapa tugas/quiz selesai dikerjakan, barulah peserta menghadapi yang namanya Submissions atau bisa disebut dengan Proyek Akhir. Disini masing-masing peserta akan diuji terkait materi yang sudah dipelajarinya dengan membuat sebuah aplikasi sederhana untuk bisa lulus dari kelas tersebut dan akhirnya mendapatkan “Sertifikat Kelulusan Kelas.”
Studi independen diakhiri dengan cappstone project, di mana peserta dan tim yang dibentuk diminta untuk mengembangkan solusi berdasarkan pemrograman front-end dan back-end. LeonHoss Hutagoool, peserta studi mandiri untuk Sertifikasi Pemrograman Frontend dan Backend UPN Veteran Jawa Timur, bekerja sama dengan tim untuk mengembangkan aplikasi solusi praktis bernama TrashBack. Dengan mengembangkan aplikasi ini, LeonHoss Hutagaol dan tim berharap dapat membantu masyarakat mengelola sampah dengan lebih mudah agar tidak menumpuk dan menghasilkan dengan menyediakan fungsi-fungsi seperti pick-up sampah, drop-off sampah, panduan harga, dll. , jenis sampah, dll. Di penghujung acara, Yayasan Dicoding Indonesia akan memberikan hadiah kepada 3 solusi terbaik atau proyek batu penjuru di setiap tema proyek batu penjuru.