Kampung Padakati merupakan salah satu kampung yang ada di dusun Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dimana di kampung Padakati banyak petani memanfaatkan lahan pertanian dengan ditanami tanaman hortikultura, salah satunya yaitu tanaman cabai. Baik itu cabai keriting, rawit, atau cabai jenis yang lainnya. Pengenalan pupuk cair organik yang dilakukan oleh mahasiswa yang mengikuti program magang bersertifikat ini di fokuskan pada petani dampingan, di Kampung Padakati ada 20 orang petani cabai yang mengikuti dampingan dari program Bertani Untuk Negeri yang di selengarakan oleh Yayasan Edufarmers Internasional.
Amilia Susanti, Fina Alfiani, dan Irene Selviana Alda merupakan mahasiswa dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang ikut serta dalam kegiatan magang di Program Bertani Untuk Negeri Yayasan Edufarmers Internasional Komoditi Cabai. Mahasiswa yang mengikuti program ini disebut sebagai FDA (Farmers Development Associate ). FDA ditempatkan di beberapa tempat di Kabupaten Cianjur, salah satunya di Kampung Padakati. Salah satu kegiatan di program bertani untuk negeri yaitu pengenalan pupuk organik cair.
Tingginya harga pupuk kimia di Kecamatan Warungkondang Cianjur, menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi para petani dalam budidaya tanaman cabai. Sehingga perlu adanya pupuk alternatif yang bisa membantu mengatasi permasalahan tersebut, dan memililki manfaat yang sama, serta mudah diperoleh. Oleh karena itu kami, sebagai mahasiswa MSIB melakukan pengenalan pupuk organik cair dari tanaman kipahit untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut.
Pupuk Organik Cair adalah pupuk yang dibuat dari bahan-bahan organik, seperti menggunakan sisa tanaman atau hewan yang di frementasikan terlebih dahulu secara aerobic atau anaerobik. Daun kipahit menjadi salah satu tumbuhan yang dapat dijadikan bahan dasar pembuatan POC, karena daun kipahit memiliki kandungan suplemen atau kadar unsur hara dan biomasa yang cukup tinggi (Prabowo & Setyono, 2019). Selain itu tanaman kipahit merupakan gulma tahunan yang berpotensi sebagai sumber hara karena mengandung 3,50% N, 0,37% P, dan 4,10% K. Daun kipahit mengandung senyawa flavonoid, tannin, terpenoid, dan saponin. Hal utama yang menjadi alasan penggunaan tanaman kipahit, karena di Kampung Padakati banyak tumbuh tanaman kipahit. Sehingga potensi ini, kami manfaatkan sebagai produk pupuk organik cair.
Alat dan bahan yang harus disiapkan dalam pembuatan pupuk organik cair dari tanaman kipahit yaitu: Alat :
- Wadah / Ember (memiliki penutup)
- Talenan
- Pisau
Bahan :
- Daun tanaman kipahit 1 kg
- Gula merah 40 gram
- EM4 100 ml / 10 tutup botol
- Air 10 liter
Setelah menyiapkan alat dan bahan, selanjutnya yaitu Pposes pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) tanaman Kipahit :
- Daun tanaman kipahit 1 kg dicincang halus dengan pisau atau parang.
- Hasil cincangan dicampurkan kedalam air sebanyak 10 liter kemudian di hancurkan sampai sari sari ki pahit keluar.
- Kemudian di saring sehingga yang ada Cuma air dari kipahit.
- Selanjutnya di campurkan gula merah 40 gram yang telah di haluskan atau yang telah di cairkan.
- Kemudian campurkan EM4 sebanyak 100 ml atau 10 tutup botol kemudian di aduk merata
- Terakhir wadah ditutup rapat (Proses ini sekitar 1 minggu dan mengahasilkan bau yang segar dari hasil fermentasi)
Pupuk orgaanik cair dari tanaman kipahit dapat diaplikasikan dengan dosis 10 ml per liter, atau 160 ml per tengki (16 liter). Untuk dosis pengecoran dapat menggunakan dosis200-300 ml POC untuk campuran 16 liter air.
Adanya pengenalan serta demontrasi secara langsung pembuatan pupuk organik cair dari tanaman kipahit, petani merasa memperoleh pengetahuan baru. Dimana pada awalnya para petani belum mengetahui jika tanaman yang sebelumnya dikira tanaman liar ternyata bisa dimanfaat menjadi pupuk yang bagus untuk tanaman. Selain itu para petani juga merasa terbantu, karena berkurangnya biaya yang dikeluarkan untuk pembelian pupuk, dengan membuat pupuk oragnik cair dari tanaman kipahit. Keingintahuan para petani pada pengetahuan baru, sangat tinggi dengan selalu hadir dalam kegiatan sekolah lapang dan para petani juga antusias dalam