Dalam tradisi NU, nasab leluhur seringkali menjadi perhatian penting untuk mengidentifikasi seseorang layak ataukah tidak memperoleh amanat atau jabatan. Dan ini juga jamak terjadi dalam politik NU.

Munculnya Gus Didin (Didin Achmad Sholahudin) dalam kontestasi Pilkada Jombang menjadi fenomena baru. Latar belakangnya yang bukan dari partai politik (Parpol) mengundang sorotan tajam dan banyak pertanyaan dikalangan masyarakat. Pengamat politik pun hanya menganggapnya underdog, dan tidak masuk kalkulasi kontestasi.

Wajar saja karena tak ada rekam jejak Gus Didin di Parpol. Kiprah Gus Didin lebih banyak dihabiskan di dunia pendidikan dan filantropi. Dimulai sejak tahun 2001 ia mendirikan Yayasan Roushon Fikr.

Di NU Gus Didin aktif sejak tahun 2015 – 2022, dimulai sebagai wakil sekretaris ISNU Jombang, Ketua Lazisnu Jombang, Wakil Ketua PCNU Jombang, hingga Direktur Lazisnu Jatim. Disamping beragam jabatan lain yang disandang di NU, Gus Didin juga menjabat Ketua BAZNAS Jombang, 2019 -2024 (mengundurkan diri), Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jombang, Ketua Komisi Dakwah MUI Kab. Jombang, Wakil Ketua DMI Jombang dan Wakil Ketua Takmir Masjid Agung Baitul Mukminin Jombang.

Sangatlah beralasan, jika masih banyak orang yang tidak mengenalnya dalam kancah politik Jombang. Padahal, jika dirunut secara nasab, Gus Didin mewarisi darah NU dan darah politik istimewa dari kedua orang tuanya.

Jalur Ayah

Ayah Gus Didin adalah, KH. A Hafidz Ma’soem, putra dari KH. Ma’soem Cholil, pengasuh Ponpes Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang. KH. Ma’soem Cholil adalah putra dari KH. Cholil Al Juraemi.

KH. Cholil Al Juraemi merupakan menantu dari KH. Tamim Irsyad. Beliau berdua, KH. Tamim Irsyad dibantu menantunya KH. Cholil Al Juraemi adalah pendiri Ponpes Darul Ulum Jombang di tahun 1885. KH. Tamim Irsyad dan KH. Cholil Al Juraemi merupkan santri dari Syaikhona Kholil Bangkalan.

Kakek Gus Didin yakni KH. Ma’soem Cholil, adalah seorang politisi sekaligus organisatoris. Darah inilah yang menurun ke putranya, KH Hafidz Ma’soem, dan kini menurun ke cucunya, Gus Didin.

Dalam catatan Sejarah, KH. Ma’soem Cholil, pernah menjabat sebagai Wakil Rais Syuriah PCNU Jombang Tahun 1938 – 1940, Ketua Barisan Pemberontak Jombang dan Wakil Ketua Masyumi Jombang Tahun 1945 -1947,  Katib Syuriah PBNU tahun 1951 -1954, Kepala Lembaga Pengajaran Maarif PCNU Jombang tahun 1953 ,  dan dalam karir politiknya pernah menjabat sebagai Anggota Konstituante utusan dari Partai Nahdlatul Ulama tahun 1956-1959.

KH Hafidz Ma’soem, ayah dari Gus Didin adalah tokoh senior PPP. Beberapa jabatan politik yang pernah disandang KH. Hafidz Ma’some adalah Ketua DPC PPP Kab. Jombang, Ketua DPW PPP Prov. Jawa Timur, Wakil Ketua DPP PPP era nya Hamzah Haz. Beliau juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Jombang 2 periode, dan Anggota DPR RI tahun 2004-2009.

KH Hafidz Ma’soem juga adalah kader NU, pernah menjabat sebagai Ketua PMII Cabang Yogyakarta, aktif di IPNU dan Gerakan Pemuda Ansor Kab. Jombang, dan Sekretaris PCNU Jombang.

Meski berasal dari tanah Ponpes Darul Ulum Rejoso namun pengabdian KH. Hafidz Ma’soem lebih banyak di Tebuireng Jombang. Beliau adalah murid politik dari KH. Syansuri Badawi. Berkhidmat sebagai dosen Institut KH. Hasyim Asy’ari (IKAHA, sekarang UNHASY), dan pernah menjabat di beberapa posisi, diantaranya Dekan Fakultas Tarbiyah, Pembantu Rektor 3  dan Pembantu Rektor 2. Hingga akhirnya di tahun 2011-2015, diberi amanah sebagai Ketua Yayasan UNHASY Tebuireng, yang kala itu Rektornya dijabat oleh KH. Salahudin Wahid (Gus Sholah)

Jalur Ibu

Ibunda Gus Didin adalah Hj. Dadah Fuadah merupakan aktivis PC. Muslimat NU Kab. Jombang, dan sampai sekarang masih berposisi sebagai Wakil Ketua.

Hj. Dadah Fuadah adalah putri dari pasangan KH. Abdullah Nasichin dan Nyai Hj Hasanah. Nyai Hj. Hasanah adalah cucu dari KH. Hasan Junas, pendiri Ponpes Sukunsari Plered Cirebon.

Dari Ponpes Sukunsari Plered inilah cikal bakal lahirnya sejumlah ponpes besar di Cirebon, seperti Ponpes Kempek dan Ponpes Al Jauhariyah Balerante Cirebon.

Almahfurullah KH. Hafidz Ma’soem – Ayah Gus Didin Ahmad Sholahudin (Foto: Istimewa)

Penulis : Ahmad Radian Firmansyah
Editor : MAM