Sains dan teknologi mempunyai peran yang besar dalam mewujudkan cita-cita pembangunan berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs). Di antara tujuan tersebut antara lain mengakhiri kemiskinan, melindungi bumi serta memastikan pada tahun 2030 setiap orang dapat menikmati kedamaian dan kesejahteraan.

Guna mewujudkan cita-cita tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkolaborasi dengan Pemerintah Jepang melalui Riken yakni sebuah lembaga penelitian dan pengembangan nasional Jepang menggelar The 1 st Conference on Accelerator-Based Science and Technology (CAST 2024) di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) BJ. Habibie, Serpong, 19-22 Februari 2024.

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko mengatakan kerja sama ini untuk mengembangkan skema-skema yang sudah dibangun oleh BRIN. “Kita ingin bagaimana bisa memanfaatkan iptek akselerator, karena akselerator tidak hanya untuk science, tapi juga untuk aplikasinya, terutama dibidang medis dan industri, ” papar Handoko di sela-sela acara The 1 st Conference on Accelerator-Based Science and Technology (CAST 2024) di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) BJ. Habibie, Serpong, Selasa (20/2/2024).

Dengan adanya kerja sama tersebut, diharapkan akan mampu menciptakan talenta-talenta muda yang punya kompetensi spesifik terkait teknologi akselerator itu sendiri maupun bagaimana bisa memanfaatkan akselerator itu untuk kesehatan, biologi, dan pertanian.

“Target yang pertama tentu memperkuat tim mengembangkan akseleratornya itu sendiri, bikin mesinnnya. Kedua baru pada saat yang sama, kita juga mengembangkan tim yang mampu memanfaatkan mesin itu untuk tujuan-tujuan aplikatif,” ujarnya..

Semntara itu, Ketua penyelenggara CAST 2024 Zulkaida Akbar mengatakan, kehadiran sains dan teknologi menjadi sebuah keniscayaan dalam menuju SDGs. “Salah satu peran sains dan tekonologi dalam pencapaian SDGs adalah menghela pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan ramah lingkungan,” kata Zulkaida.

Zulkaida menyadari bahwa sains dan teknologi merupakan produk kolaborasi lintas stakeholder bahkan lintas negara. Karena itulah dalam penyelenggaraan CAST 2024, pihak Jepang sebagai mitra utama Indonesia diajak untuk berkolaborasi.

CAST 2024 mengusung tema besar “Membentuk Jejaring Antar Negara untuk Mewujudkan SDGs” diikuti oleh 200 peserta dari 46 institusi yang berasal dari 9 negara. Adapun rangkaian acara yang berlangsung selama empat hari (19 -22 Februari 2024) tersebut terdiri dari School on advanced spectroscopy for Material Sciences, Conference, Focus Group Discussion (FGD), Poster session, Lab. visit and tour, Inspiring lecture hosted by ORTN (Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN), dan Networking events: Welcoming dinner, VIP Lunch, Gala dinner.

Dijelaskan Zulkaidah, tujuan utama acara ini adalah mempertemukan peneliti dari berbagai institusi baik dari Indonesia maupun luar negeri dan kemudian bersama-sama merancang skema kolaborasi.

“Selama konferensi, ada sekitar 50 pembicara yang akan mempresentasikan hasil penelitian dengan topik bervariasi mulai dari accelerator technology, nuclear science hingga material science. Setelah itu, para peneliti serta beberapa kepala pusat riset dari BRIN akan duduk bersama dalam FGD untuk merumuskan skema dan pola kerja sama kedepan,” lanjutnya.

Acara ini juga diikuti oleh sekitar 125 mahasiswa tingkat akhir dan peneliti pemula yang akan mengikuti school on advanced spectroscopy for material sciences. Keiikutsertaan para mahasiswa dan peneliti pemula bertujuan dalam pembentukan talent pool sejak dini dan pemberian informasi mengenai beberapa skema manajemen talenta dari SDMI BRIN.

 

Sumber