Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Nunung Nuryantono, mengatakan pihaknya telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul dimulai lewat pendekatan prenatal hingga lansia.

Tahap pertama yaitu dari prenatal hingga bayi lahir, bagaimana caranya agar tidak mengalami stunting. Hal tersebut disampaikannya saat tayangan Pemilu 2024: Strategi Perluas Lapangan Kerja yang ditayangkan di Youtube FMB9 pada Senin (5/2/2024).

“Kemudian masuk tahap jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD), SD, SMP, SMA, SMK yang termasuk didalamnya pendidikan tinggi vokasi dan perguruan tinggi, Tentu upaya-upaya ini agar SDM setigaknya match dengan dunia kerja,” kata Nunung.

Lanjutnya, pemeintah melalui Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 secara khusus menekankan upaya mendoong pendidikan volakasi. Kemudian diturunkan pada Peraturan Menteri Koordinasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2022.

Berdasarkan dua rujukan tersebut, saat generasi Indonesia masuk ke lapangan pekerjaan, persiapan keterampilan apa saja yang dibutuhkan dunia usaha. Meski memang, Nunung mengatakan tidak mudah dalam menyiapkan keterampilan yang dibutuhkan.

“Maka dari itu, basis informasi antara pendidikan dan dunia kerja menjadi sangat penting. Seperti apa saja yang dubutuhkan dunia kerja, itu yang akan didorong pemerintah Indonesia, untuk memanfaatkan bonus demografi pada 2030,” kata Nunung.

Lanjutnya, ada tiga sektor besar dalam perekomonian yang masih menjadi andalan penyerapan tenaga kerja Indonesia. Yaitu sektor perikanan, kehutanan, dan pertanian. Kedua, sektor industri manufaktur, dan sektor perdagangan.

“Jika ingin kembali mendorong industrialisasi sebagai pilar penting yang memberikan nilai tambah, maka melalui PerPres 68/2022 dan Permenko PMK 6/2022 inilah untuk melakukan persiapan angkatan kerja Indonesia,” kata Nunung.

Yang menjadi penting lagi, lanjutnya, dilihat dari siklus pertumbuhan manusia bahwa tidak bisa terlepas dari pertumbuhan ekonomi. Nunung mengatakan keterampilan yang dibutuhkan, penambahan keterampilan, dan seterusnya melalui pendekatan keterampilan sekolah vokasi.

Ia berharap paling tidak satu persen pertumbuhan ekonomi bisa menyerap banyak tenaga kerja. Pada siklus tersebut, kata Nunung sudah ada Perpres No.68 Tahun 2022 dan Permenko PMK No. 6 Tahun 2022.

“Kemudian keterampilan apa yang dibutuhkan dunia kerja. Apabila satu peta pendidikan dihubungkan dengan peta keterampilan yang dibutuhkan dunia kerja. Maka itu akan klop,” kata Nunung.

 

Sumber