Kinerja ini melanjutkan catatan pemulihan ekonomi Indonesia yang tumbuh solid sejak tahun 2022 sehingga menjadi pondasi kuat untuk menghadapi risiko global tahun ini.

Hingga Januari 2023, kinerja pendapatan negara cukup kuat, diimbangi belanja yang tetap disiplin sesuai prioritas nasional.

Realisasi pendapatan negara mencapai Rp232,2 triliun (9,4% dari target), meningkat 48,1% (yoy). Sementara, realisasi belanja negara mencapai Rp141,4 triliun (4,6% dari pagu), meningkat 11,2% (yoy).

Dengan kondisi tersebut, APBN di awal tahun mencatatkan surplus sebesar Rp90,8 triliun (0,43% terhadap PDB), lebih baik dari tahun lalu yang surplus Rp29,6 triliun (0,15% terhadap PDB).

Di Januari 2023, APBN juga kembali melanjutkan surplus neraca perdagangan dengan nilai mencapai USD3,87 miliar (Des 2022 USD3,96 miliar), terutama didukung oleh peningkatan ekspor migas dan non migas (batubara). Dengan kondisi ini, tren surplus telah berlangsung hingga 33 bulan berturut-turut.

Indikator dini sektor riil awal Januari 2023 cukup kuat. IKK Januari 2023 masih stabil di tingkat 128,16.

Di sisi lain, PMI Manufaktur Indonesia pun tercatat 51,3, terjaga di level ekspansif selama 17 bulan.

Berbekal kinerja #APBNKiTa yang positif ini, kita tetap optimis perekonomian Indonesia masih akan kita jaga dalam kondisi baik. Untuk itu, APBN akan tetap dan selalu menjadi instrumen yang diandalkan untuk melindungi perekonomian dan masyarakat Indonesia dari berbagai risiko global.

Dari Konferensi Pers #APBNKiTa Edisi Februari

Jakarta, 22 Februari 2023.