Media Bangsa –  Tim dosen dari Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, dipimpin oleh Eny Maria, M.Cs., meluncurkan aplikasi inovatif “SeDu” (Sex Education) berbasis augmented reality untuk mendukung pendidikan seks pada anak penyandang Autism Spectrum Disorder (ASD). Aplikasi ini dikembangkan melalui hibah Program INOVOKASI dari Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi (APTV) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

Peluncuran aplikasi ini berlangsung dalam acara Seminar Nasional Disability Study & Modern Education yang digelar di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, bekerja sama dengan Sekolah Khusus Pelita Bunda. Dalam seminar tersebut, Drg. Nova Paranoan, M.Kes. dari Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kalimantan Timur, menekankan pentingnya pendidikan seks untuk anak-anak berkebutuhan khusus (ABK). Pendidikan seks sejak dini, terutama bagi anak-anak dengan keterbatasan seperti ASD, sangat penting untuk menghindari perilaku berisiko dan pelecehan seksual. Seminar ini juga menyaksikan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Politeknik Pertanian Negeri Samarinda yang diwakili oleh Direktur Hamka S.TP., M.Sc., MP, dan Farah Flamboyant, S.T., S.Pd., CIMI, MISP, selaku Kepala Sekolah Sekolah Khusus Pelita Bunda.

MoU ini berfokus pada pengembangan aplikasi pendidikan yang mendukung anak-anak ASD, mencakup pendidikan seks, manajemen terapis, dan aplikasi pendukung disabilitas lainnya. Keunggulan Aplikasi “SeDu” Aplikasi “SeDu” menggunakan augmented reality (AR) yang memudahkan siswa memahami pendidikan seks secara visual dan interaktif. Teknologi image-based tracking memungkinkan anak-anak berinteraksi dengan model 3D, memberikan mereka pemahaman lebih baik tentang tubuh, batasan pribadi, dan hubungan antarpribadi. Aplikasi ini dapat diakses melalui perangkat mobile, membuatnya mudah digunakan baik di sekolah maupun di rumah. Selain seminar, siswa-siswi dari Sekolah Khusus Pelita Bunda juga mengikuti kegiatan outbound di Kebun Percontohan BTP (Budidaya Taman Perkebunan) Politani Samarinda.

Dalam kegiatan ini, siswa dari berbagai jenjang usia, mulai dari PAUD hingga SMA, diajak untuk berinteraksi dengan alam dan mempelajari pertanian secara langsung. Aktivitas outbound ini dirancang untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa ASD sambil memperkenalkan mereka pada lingkungan alam. Acara ini diakhiri dengan penampilan tarian Dayak oleh siswa-siswi ASD dan serah terima aplikasi “SeDu” dari Politeknik Pertanian Negeri Samarinda kepada Sekolah Khusus Pelita Bunda, menandai langkah besar dalam pengembangan pendidikan Khusus berbasis teknologi.