Kabar Nusantara – Universitas Diponegoro melalui kegiatan KKN-Tematik Aplikasi Zero Waste Integrate Farming System melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Sukorejo, Kabupaten Sragen yang merupakan salah satu Desa Kolaborasi Program IPTEK bagi Desa Binaan Undip (IDBU) Tahun 2024.

Pada Kamis (24/10/2024), Dalam rangka mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang kerap menjadi ancaman kesehatan masyarakat, khususnya saat musim penghujan, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro melaksanakan program pemberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan bahan alami, yaitu kulit jeruk dan serai, sebagai bahan utama pembuatan spray anti nyamuk.

Program dilaksanakan di Desa Sukorejo, Kecamatan Sanbirejo, Kabupaten Sragen. Menurut Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (DINKES) total kasus demam di Kabupaten Sragen ada 2.737 kasus, yang tergolong 353 kasus di antaranya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan sisanya 2.387 kasus merupakan demam dengue (DD).

Program ini diinisiasi untuk membantu warga Desa Sukorejo dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat sekaligus berbiaya terjangkau. Program ini menyasar kelompok PKK di desa sebagai mitra utama. Kegiatan berlangsung di balai desa, di mana ibu-ibu PKK secara antusias terlibat dalam serangkaian pelatihan mengenai pengolahan kulit jeruk dan serai, yang dikenal memiliki d-limonene pada kulit jeruk dan senyawa atsiri pada serai yang dapat mengusir nyamuk. Selain membantu menurunkan angka kasus DBD di desa, kegiatan ini juga diharapkan membuka peluang usaha baru bagi ibu-ibu PKK untuk menghasilkan produk spray anti nyamuk berbahan alami yang aman digunakan dan merupakan salah satu penanganan zero waste.

Daud Wilson P Situmeang (Mahasiswa KKN) menjelaskan bahwa kulit jeruk dan serai dipilih karena memiliki sifat anti nyamuk alami yang telah terbukti efektif. “Kami melihat bahwa kulit jeruk dan serai ini mudah diperoleh dan aman untuk kesehatan, sehingga dapat digunakan sebagai alternatif alami pengusir nyamuk. Selain ramah lingkungan, bahan-bahan ini juga ekonomis dan dapat menjadi salah satu upaya penanganan zero waste di Desa Sukorejo” ujar Daud.

Selama pelatihan, ibu-ibu PKK diajarkan cara membuat spray anti nyamuk dengan langkah-langkah sederhana, mulai dari perebusan kulit jeruk dan serai menggunakan air sampai mendidih, kemudian di saring untuk mendapatkan ekstraknya hingga proses pencampuran dengan alkohol 70% dengan taraf perbandingan 3 : 1 (ekstrak : alkohol 70%). Ekstrak yang sudah tercampur rata dengan alkohol 70%, kemudian dimasukkan ke dalam botol spray.

Program ini diharapkan tidak hanya memberi dampak positif pada penurunan kasus DBD, tetapi juga membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemanfaatan bahan alami sebagai pengganti bahan kimia berbahaya yang banyak ditemukan pada produk anti nyamuk komersial.

 

Ketua PKK Desa Sukorejo, ibu Eny D. W, yang kunjung hadir memberikan tanggapan kepada mahasiswa KKN yang telah memberikan inovasi kepada masyarakat melalui pemanfaatan bahan alami. “Dengan adanya produk spray anti nyamuk berbahan alami, harapannya ibu-ibu PKK bisa lebih mandiri, baik dalam memanfaatkan potensi lokal maupun dalam menciptakan peluang usaha di bidang kesehatan lingkungan,” ujarnya.

Ibu Nanik selaku anggota PKK juga memberikan pendapat dari hasil spray yang sudah digunakan. “Spray anti nyamuk yang berasal dari bahan alami ini sangat bermanfaat bagi lingkungan sekitar, terutama bagi lingkungan yang banyak serangga dan bermanfaat untuk mengurangi penyakit yang diakibatkan oleh serangga tersebut” ujarnya.