Media Bangsa – Presiden Joko Widodo ditemani dengan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memastikan penyaluran bantuan pangan (banpang) beras terlaksana secara tepat sasaran kepada masyarakat jelang Hari Raya Idulfitri tahun 1445 Hijriah.

Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa kenaikan harga beras memang dirasakan oleh seluruh negara. Oleh karena itu pemerintah menyalurkan banpang sebagai stabilisator pangan.

“Kenapa kita berikan bantuan beras 10 kilogram? Karena harga beras memang sedikit naik dan itu tidak terjadi di negara kita saja, tidak terjadi di Indonesia saja. Tetapi di semua negara, harga itu naik tinggi. Kita masih bisa ngerem (kenaikan harga) dan masih bisa memberikan bantuan ke masyarakat,” kata Presiden Jokowi saat meninjau aktivitas penyaluran banpang beras di Gudang Perum BULOG Kalangkan, Tolitoli, Sulawesi Tengah (Sulteng), dikutip dari keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Kamis (28/3/2024).

Presiden pun mengatakan bahwa stok dari BULOG sendiri masih stabil sesuai dengan batas. Presiden menjelaskan bahwa akibat dari naiknya harga pangan, banyak negara yang sudah mengalami kekurangan pangan

“Negara yang lain, gandum naik tinggi sekali, beras naik tinggi sekali di negara-negara lain, sehingga kalau kita baca, kita dengar beberapa negara, banyak yang sudah terjadi kekurangan pangan. Kita, alhamdulillah berkat doa bapak ibu semuanya, beras kita masih ada. Stok di BULOG juga masih punya stok 1,2 juta ton di seluruh tanah air Indonesia, termasuk di sini,” ujar Kepala Negara.

Sejalan dengan Presiden, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjelaskan kesiapan pemerintah dalam menghadapi minggu terakhir bulan puasa dan hari raya Idul Fitri. Arief mengatakan bahwa Bapanas bersama BUMN bidang pangan dan segenap pemerintah daerah terus berkomitmen untuk menjaga ketersediaan stok pangan strategis agar harga pangan dapat terkendali dan tidak melonjak drastis.

“Kemarin rapat persiapan Idulfitri bersama Bapak Menko PMK dan Bapak Kapolri, kami dari Badan Pangan Nasional telah menghitung melalui proyeksi neraca pangan dan hasilnya proyeksi 12 komoditas pangan strategis kita senantiasa aman dan cukup sampai April mendatang. Tentunya berbagai langkah intervensi telah pemerintah laksanakan demi ketersediaan pasokan bagi masyarakat,” ujar Kepala Bapanas Arief.

Arief mengatakan bahwa kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras premium merupakan langkah untuk mengeluarkan stok beras sebelumnya yang dibeli harga tinggi agar ketersediaan stok pangan ada dan merata.

“Kebijakan relaksasi HET beras premium yang diperpanjang sampai 23 April, itu karena kita mau flash out stok beras yang sebelumnya telah dibeli kalangan pengusaha dengan harga tinggi. Saya sampaikan ke Bapak Presiden karena ini dekat lebaran, jadi perlu perpanjangan itu supaya ketersediaan stok beras ada dan merata di pasaran,” ucapnya.

Kepala Bapanas Aried pun menambahkan bahwa setelah relaksasi dilaksanakan, Bapanas akan mengumpulkan semua pihak untuk merencanakan HET yang baru. Arief juga menekankan bahwa setiap keputusan yang diambil tidak dapat membahagiakan semua pihak

“Nanti relaksasi ini setelah berlaku sebulan, setelah 23 April, setelah itu kita akan kumpulkan seluruh stakeholder perberasan untuk hitung HET. Mulai dari akademisi, Serikat Petani Indonesia, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), sampai BULOG. Semuanya menghitung. Tapi seperti yang pernah saya sampaikan bahwa apapun keputusan pemerintah nanti tidak akan pernah bisa 100 persen membuat semua pihak happy,” kata Kepala Bapanas Arief.

Upaya intervensi lainnya berupa memasifkan Gerakan Pangan Murah (GPM) di seluruh daerah. Dilansir dari data Bapanas, sejak Januari sampai minggu ketiga Maret, realisasi GPM telah mencapai 2.720 kali. Nantinya di 1 April, Bapanas akan menyerentakkan GPM se-Indonesia dengan target sementara di 597 kali selama April 2024.

Sementara itu, realisasi beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sampai 25 Maret telah menyentuh angka 517 ribu ton. Untuk realisasi penyaluran banpang beras secara nasional per 26 Maret telah berada di 90,77 persen atau 599 ribu ton dari target salur Januari hingga Maret di 660 ribu ton.

Turut mendampingi Presiden Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura, Bupati Tolitoli Amran Hi. Yahya, dan Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto.