Karena negara ini kecipratan bonus demografi, sayang..
Di negara-negara maju, umur itu tidak boleh menjadi penghambat seseorang untuk berkarya.. Ada yang namanya equal opportunity policy.. Itulah kenapa di negara-negara maju, lebih gampang mengubah nasib karena tidak ada kata terlambat untuk pendidikan..
Tapi di negara konoha, hal seperti itu sulit diterapkan karena untuk satu lowongan saja, pelamarnya bisa ribuan orang.
HRD tidak punya waktu satu per satu untuk mengecek seluruh lamaran, sehingga cara yang ditempuh jadinya yaa..jumlah pizza terbatas, tapi banyak yang mau makan. Ya disortir sesuka hati yang punya pizza, dong.
Sortir berdasarkan umur.
Sortir berdasarkan pendidikan, sampai ke level almamater.
Sortir berdasarkan status pernikahan, kalau perlu masih perawan tingting dan tidak berniat menikah sampai 10 tahun kedepan.
Sortir ekspektasi gaji, dari yang terendah dulu.
Sortir berdasarkan kemampuan, admin harus bisa solidworks, filmora, after effect, C++, android studio
Selama lapangan pekerjaan terbatas dan suplai pekerja melimpah, ya suka suka HRD mau menerapkan batasan apapun itu.. Wong yang ngantri masih banyak, nilai karyawan di mata perusahaan otomatis jadi rendah karena dimana-mana hukum supply & demand berlaku.