Jokowi dituduh terlalu *campur tangan (cawe-cawe)* terhadap penyelenggaraan pilpres yang baru akan digelar Februari 2024 nanti. Jokowi dianggap turut membuat skenario dan telah menyiapkan kandidat capres yang akan mengganti kan nya duduk sebagai RI1.???????? Hal ini *tentu tidak melanggar ketentuan,* bahkan di banyak negara, seorang presiden petahana, akan *melakukan yang sama.*
Namun jelas kondisi tersebut (cawe-cawe presiden) sedikit banyak ber *dampak negatif kepada kandidat pesaing (oposisi).* Maka tidak heran, tudingan cawe-cawe, *muncul dari pihak koalisi partai oposan*. Terlebih Presiden Jokowi masih memiliki posisi yang *kuat di mata publik (pemilih)*. Satu indikatornya, tingkat *kepuasan publik atas kinerja Jokowi mencapai 82%.*
Indikasi lainnya, setiap kandidat yang diendorse Jokowi akan mendapat sentimen positif secara signifikan oleh publik melalui hasil survey, sebut saja ada Prabowo dan Ganjar Pranowo. Sementara kandidat dari koalisi partai oposisi sama sekali tidak pernah disebut oleh Jokowi. Hal ini dianggap dapat *merugikan tingkat popularitas kandidat yang diusung oposisi,* yaitu Anies Baswedan.
Saya melihat *”presiden cawe-cawe”* karena ada pertaruhan besar di sana yang akan menentukan apakah kebijakan Jokowi dilanjutkan atau tidak. Salah satu kebijakan yang penting terkait program Hilirisasi hasil bumi (alam) Indonesia. Selama ini hasil bumi Indonesia banyak dikuasai asing, atau, Indonesia ???????? hanya melakukan ekspor yang tidak memiliki nilai plus.
Untuk membangun pondasi ekonomi nasional di masa depan dan sekaligus wujud kedaulatan bangsa, Jokowi menghendaki agar Indonesia ????????menguasai hulu-hilir semua kekayaan alam. Jikapun adanya kerjasama dengan asing, maka pabriknya harus dibangun di Indonesia dalam bentuk *smelter.* Dari situ Indonesia???????? akan mendapat keuntungan lebih. Point’ ini yang dianggap penting adanya jaminan keberlanjutan.
Yang menarik, ternyata tidak hanya Presiden Jokowi yang melakukan cawe-cawe, melainkan negara besar sekelas Amerika turut campur tangan terhadap siapa yang akan menjadi presiden Indonesia???????? berikutnya. Tidak sulit ditebak, karena AS memang memiliki kepentingan terhadap kekayaan sumber alam Indonesia. Dan juga terkait persaingan ekonomi global dengan China. Ini *”perang” Timur dengan Barat.*
Pakar Politik American Global University, Jerry Massie, berpendapat ada maksud terselubung di balik kunjungan Dubes AS, Sung Yong Kim, ke markas PKS beberapa waktu lalu (15/2/2023). Dia menduga kunjungan terkait pencalonan Anies sebagai bacapres 2024, “Saya kira langkah ini setidaknya baik, berarti ada sinyalemen dukungan AS terhadap Anies (secara) terbuka,” kata Jerry dalam keterangan tertulis, Kamis (16/2/2023).
Jerry menganggap wajar bila *AS mendambakan sosok Anies Baswedan* menjadi presiden RI.???????? Pasalnya, dalam kurun waktu 10 tahun selama pemerintahan Jokowi, Indonesia???????? selalu menjalin hubungan baik dengan Cina. Sebagai negara adidaya, AS mulai tersisih dengan kemunculan Cina sebagai salah satu kekuatan baru. Oleh karena itu, AS dan Cina bersaing menancapkan kekuatannya di Indonesia. ????????
“Memang pemilu Indonesia ????????ini termasuk pertarungan Timur dan Barat. Di era Jokowi peran dan Dominasi China lebih besar ketimbang Amerika. Berbeda di Era SBY, Soeharto dan Habibie serta Gus Dur dominasi Amerika cukup dominan,” ujarnya. Atas dasar itu, Jerry menilai peluang AS untuk mendukung pencapresan Anies terbuka lebar. Apalagi, Anies punya riwayat pendidikan di negeri Paman Sam.
“Saya kira ada sinyalemen AS mensupport pencapresan Anies. Kalau Ganjar lebih dekat dengan kelompok RRC dan berbeda dengan Anies. Faktor penyebab juga Anies lulusan doktor Amerika atau dari Maryland dan Illinois,” pungkasnya. Dukungan ini (AS kepada Anies) menunjukkan kelenturan politik yang bisa menerabas batas kepentingan termasuk ideologi. Tidak ada teman dan musuh sejati, kan?
Diketahui, selama ini kelompok *Islam garis keras* sebagai pendukung utama Anies selalu berseberangan *bahkan memusuhi Amerika.* Diksi yang digunakan terlihat selalu menyerang Amerika. *”Amerika Antek Israel” atau “Amerika Teroris Sejati” atau “Amerika Musuh Utama Islam”* dan sebagainya. Kini jika AS terang-terangan mendukung Anies maka menarik ditunggu bagaimana, *respon kelompok Islam pendukung Anies?*
*PKS sudah welcome terhadap dukungan Amerika* , tapi bagaimana dengan *partai Ummat yang di situ ada pembenci nomer satu AS, yakni Amien Rais,* pun ada Imam pimpinan Rizieq Shihab, apakah juga akan menjilat ludah sendiri, setidaknya untuk sementara dan *demi berkuasa di Indonesia?* Yang perlu di t
timbang2 juga oleh koalisi oposisi pendukung Anies adalah, *dukungan AS tersebut tentunya bukan sesuatu yang gratis.*
Nah, jika *Jokowi punya kepentingan terhadap suksesor* nya dianggap cawe-cawe, maka AS akan disebut apa? Hal lainnya, *publik bisa me milih kandidat yang diendorse Jokowi atau yang diendorse asing (AS)?*
Link berita: https://suluhnusantaranews.com/2023/05/15/menakar-cawe-cawe-jokowi-melawan-amerika-siapa-lebih-kuat/.