Media Bangsa – Pemerintah Republik Indonesia mengingatkan seluruh negara untuk bertanggung dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi Kkecerdasan Buatan atau Artificial Inteliigence (AI).
“Tidak diragukan lagi, adalah tanggung jawab kita untuk memastikan bahwa pengembangan AI akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita, sekarang dan di masa depan,” kata Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, dalam keterangannya terkait Forum AI Safety Summit (AISS) 2023 di London, Inggris, Rabu (1/11/2020).
Menurut Nezar Patria, penggunaan teknologi AI harus mempertimbangkan kebaikan semua orang. Risiko, tantangan, ancaman, kepercayaan diri, perencanaan, niat baik, etika.
“Kami juga memiliki kekhawatiran yang mendalam tentang tantangan etika dalam pengembangan AI,” imbuhnya.
Wamenkominfo mengatakan, berbagai risiko itu bisa muncul akibat peluang dari algoritma dan bias manusia yang dapat memungkinkan penyalahgunaan AI.
“Terutama yang terkait dengan pemalsuan dan phishing, masalah hukum termasuk hak cipta, penghapusan pekerjaan dan privasi data,” kata Wamen Nezar. Wamenkominfo, peserta, KTT, AISS, perkembangan, risiko, teknologi AI.
Dalam hal ini, pemerintah Indonesia mengajukan tiga usulan dalam forum internasional tersebut terkait pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan.
Pertama, usulan agar setiap pihak bertanggung jawab atas penggunaan AI.
“Setiap pihak harus menyadari dampak dari AI di sepanjang siklus hidupnya,” tutur dia.
Kedua, usulan untuk memungkinkan platform komunikasi global yang lebih kuat dan inklusif mendiskusikan perkembangan, kemajuan, dan perilaku pemanfaatan AI secara teratur.
“Dan ketiga, tidak menggunakan AI dengan maksud untuk menyakiti, atau memfasilitasi bahaya,” tukas Nezar Patria.
Dia juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Inggris yang telah menyelenggarakan forum AISS pertama 2023.
“Atas nama pemerintah Indonesia, saya ingin menyampaikan penghargaan yang tulus kepada Pemerintah Inggris. Indonesia berpandangan bahwa KTT ini akan mendorong kerja sama di antara negara-negara yang diundang dan para pemangku kepentingan,” pungkas Nezar Patria.