Saya sempat mewawancarai banyak calon pekerja, ada diantara mereka junior saya ketika SMA dan kuliah. Bahkan ada yang sempat magang di Korea Selatan dan Inggris 😣😣

Disclaimer dulu, jawaban saya hanya mewakili pengalaman saya, yang belum tentu sama dengan perusahaan lain ya!

Jika kami memiliki budget minim, kami akan mencari seorang fresh graduate yang tidak memiliki pengalaman bekerja, namun pengalamannya berorganisasi dan memiliki track record IPK yang tinggi, otomatis akan jadi penilaian tambahan. Jika dibandingkan mana yang lebih penting antara pengalaman organisasi dengan IPK, saya akan lebih tertarik dengan orang yang memiliki pengalaman organisasi.
Kenapa bund, katanya…
Sejak di masa persekolahaan, pihak sekolah selalu menyediakan wadah bagi siswanya untuk berkegiatan baik itu fisik maupun non fisik, upaya sekolah tersebut tidak lain untuk menumbuhkan minat dan bakat para siswanya. Banyak saya temui orang pintar yang sulit bergaul, bahkan kepintarannya tidak berguna karena ada saja yang tidak cukup berani untuk menunjukkan keahliannya. Berbeda dengan orang yang sering dilatih dalam suatu kelompok, berlatih untuk bergaul, bertanya saat tidak mengerti atau inisiatif mempelajari hal baru. Tentu tidak semua seperti ini ya, tapi kebanyakan yang saya temui ya seperti itu.

Tujuan OSIS bukan semata-mata siapa yang pintar dan berprestasi yang pantas dijadikan anggota, tapi siapa yang berani untuk mengemukakan pendapat, menggiring siswa lain untuk ikut serta dalam kegiatan positif dan cukup dapat dipercaya untuk diberikan amanat oleh para guru pembimbing.

Dengan berorganisasi, kita bekerja sama dengan segelintir orang, secara tidak sadar otak dan raga kita mengikuti alur yang semesta tunjukkan. Bagaimana beradaptasi dengan beragam kepribadian manusia dan bagaimana bersama-sama mencari sebuah solusi dari setiap masalah tanpa saling tuduh siapa yang salah.

Bukan saya menganggap sebelah mata orang yang memiliki IPK tinggi, semester pertama saya dulu saat kuliah juga IPK nya 4.00, namun ada hal yang lebih penting dari sekadar nilai, untuk kami pencari tenaga kerja. Banyak tuh kasusnya orang baru dua bulan kerja sudah minta resign alasannya, gak cocok sama partner kerja atau gak ngerti sama job desk. Bayangkan ketika kamu tidak cukup berani untuk bertanya disaat kebingungan, kamu seakan-akan menyiksa jiwamu sendiri akhirnya stress dan tidak mampu lagi bekerja, itu juga buruk untuk dirimu sendiri.

Di tempat saya kerja ada orang yang resign hanya karena ketika dia nebeng pulang pakai motor, dia diturunkan di pinggir jalan soalnya dia ga pakai helm. Dia merasa tersinggung karena disuruh turun oleh rekan kerjanya, akhirnya minta resign. Selabil itu manusia.
Makanya saya perhatiin betul para pencari kerja, dari cara dia menjawab pertanyaan saya, kadang saya sudah bisa nebak nanti bagaimana dia berkomunikasi dengan rekan kerjanya. Bukan saya mau sok’ tau tapi saya ketemu banyak orang di sepanjang hidup saya dan saya punya naluri kuat dalam menilai pergerakan orang.

Kamu akan sangat beruntung jika IPK mu tinggi dan mampu bergaul dengan baik. Apalagi dapat beradaptasi dengan cepat dan tidak malu untuk bertanya atau mengutarakan ide. Kamu juga cukup beruntung, meskipun IPK mu rendah tapi selalu ingin banyak belajar dan tertarik pada hal baru.

Kita semua memiliki keunggulan tanpa bisa menghindari kelemahan kita sebagai manusia.
Saran saya, tetap relax dan selalu tunjukkanlah keunggulanmu, pelajari kelemahanmu sampai kamu tau bagaimana cara mengatasinya agar kelak kamu tau kemana tujuan hidupmu yang sebenarnya. Kamu bisa mendapatkan apapun jika kamu selalu optimis dan tekun dalam meraihnya, karena tidak ada yang tidak mungkin apalagi jika diiringi oleh Do’a.