Sebenernya saya males jawab ini karena udah jelas tampak secara logika darimanapun kebodohan akut dari proyek IKN ini. Tapi baiklah:
Membebani keuangan negara itu biasa, namun dampak paling parah dari pembanguan IKN adalah:
Munculnya penjilat-penjilat pemerintah tanpa akal di Quora.
Misalnya:
Ibu kota dipindah karena NCID dan Giant sea wall gagal berdiri. Please deh, emang pak de selama ini berkantor dimana? di Bogor cuy!Mugkin nanti keluar pernyataan dari juru bicara presiden Indonesia:
Bogor tenggelam kalau IKN tidak dibangun.
Lalu argumen Indonesia bakal RIP tahun 2030. Buset dah, belum tau di jaman penjajahan aja yang rakyatnya ditembakin tiap hari indonesia bisa survive.
Nah ini takut punah sama aer:Sebenarnya kalau mau dikulik, urusan pindah ibukota itu sekedar urusan bagi-bagi proyek buat “rekanan” pemerintah. Karena memang dari segi logika berfikir kritis, tidak ada urgencynya:
Ada yang bilang Jakarta Tenggelam 2030, dengan berbagai proyeksi model yang katanya super canggih. Tapi kalau saya sih cukup pakai satu kalimat saja: Udah berapa yang jual rumah di PIK yang katanya bakal sekian meter dibawah laut? Kayaknya ngga’ ada. Itu para penghuni PIK bukan orang2 bodoh lho. Mereka pasti sudah ramai2 jual rumah kalau itu tempat memang bakal tengelam.Nah, itu new delhi di tengah india apa ngga?
Jadi ngga usah deh ngarang2 ibukota Indonesia harus di tengah2. di zaman digital gini? Zaman bisa pesen KFC di jayapura dari apps di Jakarta? Lahir di zaman apa sih ente?
Terus ente yakin ruang2 kerja di ibu kota baru bakal ada isinya? jaman sekarang aja kementerian gantian lockdown gara2 pandemi:Kemsos lock down gara2 Corona.
Apakah secara ajaib IKN akan bebas Corona? kayaknya sih ngga. Jadi buat apa membangun “kantor baru” yang harus secara periodik dikosongkan?
Sudahilah segala kekonyolan ini, janganlah rakyat dijadikan “drone” demi membela rekanan proyek2 IKN. Cukup sudah segenap eksekutif dan legislatif mengangkangi uang pajak yang diperas agar bisa bermewah-mewah membangun IKN. Cukup sudah rakyat yang harus berpuas dengan pecel lele sementara para pejabat menikmati fee rekanan sambil makan di restoran mewah.
Cukup sudah kalian membodohi Indonesia.
Kalau mau solusi mulailah berfikir digital, bagaimana segala sesuatu bisa dilakukan di pemerintahan secara digital, sehingga meski Presidennya di bogor, menteri keuangan di aceh, menteri pertahanan di jayapura, semua bisa bekerja secara digital tanpa batasan apapun.
Ini baru Indonesia pintar. Bukan tipe kerjanya cuma bagi2 proyek ke rekanan.
== UPDATE ==
Liputan jurnalistik dari Buka Mata, sedikit menguak bagamana sebenarnya alur “uang” di bisnis IKN. Ada banyak “orang penting” disana.