Cuma berputar putar di retorika saja,sehingga lama lama orang menjadi bosan mendengarnya. Selain bosan,orang juga tidak bisa menyerang balik,karena retorika secara teknis memang gak bisa di bantah.Sebenarnya bukan hanya rocky gerung,banyak orang menggunakan kalimat retorika dalam menilai sesuatu. Contohnya:

“Di negara ini hukum tajam ke bawah,dan selalu menindas rakyat kecil. Koruptor di biarkan berkeliaran,sementara maling ayam di hakimi masa”

Kemudian tepuk tangan bergemuruh….dan dia pun bangga.

Rocky gerung mainnya hanya seputar kalimat kayak begitu. Jadi lawan debatnya selalu mati gaya. Tapi sebenarnya dia tidak pernah memenangkan perdebatan. Karena retorika menurut saya bukan sebuah perdebatan,tapi suara hati.

Perdebatan itu adalah mencari kebenaran.

Misalnya: “menteri pertanian tidak becus dalam bekerja. Tahun ini kita panen nasional 10 juta ton beras dan itu cukup untuk stok beras nasional untuk 3 bulan,tetapi negara masih mengimpor 5 juta ton beras dari vietnam,sehingga harga beras nasional menjadi anjlok,seharusnya pemerintah…blaa..blaa.. dan melakukan upaya terukur untuk blaa…blaaa…blaa..”.

Kalimat di atas lebih ilmiah dan sangat menarik untuk di perdebatkan,karena ada kebenaran yang ingin di cari,yaitu apa alasan negara mengimpor beras di saat musim panen. Sehingga terjadi perdebatan disitu dan kebenaran dapat di raih.

Tapi rocky gerung kan tidak begitu. Dia lebih suka memancing emosi penonton pakai retorika retorika,permainan logic bahasa. Tapi masalah yang ada tidak tersentuh sama sekali.

Orang butuh aksi nyata,bukan sekedar bacot. Rocky gerung sudah kelebihan bacot sehingga wajar banyak orang muak dan bosan.

Dia pakar politik yang idealis.layaknya seorang bos yang nunjuk nunjuk pakai jari,sementara anak buah nya kesusahan dia tidak mau tahu.

Kemudian sudah kelebihan bacot. Awalnya saya suka,lama lama jadi risih karena terlalu mencari cari cari kesalahan.