Media Bangsa – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menerima kunjungan perwakilan universitas-universitas terkemuka dunia bersama jaringan diaspora Indonesia di Jakarta, pada Selasa (23/9/2025).

Pertemuan strategis ini membahas tantangan global, peluang kerja sama, serta peran diaspora dalam membangun masa depan bangsa. “Pada akhirnya, semuanya kembali pada kontribusi. Bukan hanya tentang seberapa pintar atau tinggi gelar kita, melainkan apakah kita mampu memberikan nilai bagi masyarakat, bagi bangsa kita,” ujar Menko AHY dalam sambutannya.

Menko AHY menekankan kualitas sumber daya manusia, kepemimpinan, dan tata kelola pemerintahan (governance) sebagai kunci keberhasilan negara. Menurutnya, meski dunia menghadapi krisis iklim, konflik geopolitik, hingga disrupsi teknologi, faktor manusia tetap menjadi pusat dari setiap kebijakan. “Jalan, jembatan, transportasi, semuanya harus oriented for the people,” tegasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya memberi ruang, kepercayaan, dan peluang bagi diaspora Indonesia yang telah berprestasi di berbagai belahan dunia. Menurutnya, diaspora adalah aset strategis bangsa yang mampu memperkuat ekonomi, riset, teknologi, hingga diplomasi Indonesia di tingkat global.

Menanggapi dinamika geopolitik dunia, Menko AHY mengajak Indonesia untuk lebih aktif dalam isu-isu kemanusiaan dan iklim. “Kita tidak bisa hanya menjadi penonton. Indonesia harus hadir, mengambil peran, bahkan menjadi champion dalam isu-isu kemanusiaan dan iklim,” serunya.

Sebagai Menko yang membawahi sektor infrastruktur, pertanahan, perhubungan, dan transmigrasi, Menko AHY juga menekankan pentingnya transisi energi baru terbarukan dan pembangunan infrastruktur yang tangguh terhadap krisis iklim.

Ia pun menegaskan bahwa kemakmuran dan keberlanjutan harus berjalan seiring. “Jangan larang kami tumbuh. Indonesia first. Tapi kami juga ingin catch up, tumbuh dengan dukungan teknologi, pembiayaan, dan kerja sama global yang adil,” jelasnya.

Pada kesempatan itu, Menko IPK turut menekankan pentingnya dialog antara akademisi, pelaku usaha, dan pemerintah agar kebijakan lebih tepat sasaran. “Dialog seperti ini penting. Akademisi, pelaku usaha, dan pemerintah harus saling mendengarkan. Karena pada akhirnya, kita punya tujuan yang sama: menjadikan masyarakat lebih sejahtera,” katanya.

Di akhir sambutannya, Menko AHY menyampaikan pesan moral agar demokrasi dijaga dan ruang publik tetap sehat. “Kita tidak boleh membiarkan provokasi atau kekerasan merusak persatuan. Demokrasi bukan hanya kebebasan, tapi juga tanggung jawab. Kita jaga harmoni bangsa ini bersama-sama,” pungkasnya.

Dalam kesempatan itu, Parlindungan Yonathan, Director–Kerry Indonesia sekaligus perwakilan Nanyang Technological University (NTU), memperkenalkan inisiatif Alumni Alliance of Indonesia Alumni Association. Komunitas ini telah menghimpun sekitar 20 ribu alumni dari 13 universitas di Amerika Serikat, Inggris, dan Singapura.  “Kalau kita bicara kekayaan Indonesia, sebenarnya people adalah salah satu aset terbesar yang harus dijaga. Kami sudah hampir delapan tahun membangun komunitas ini, dan kini semakin banyak potensi yang bisa dikontribusikan. Melalui Alumni Alliance, kami ingin mengumpulkan energi diaspora yang sudah sukses di bidangnya masing-masing untuk kembali berkontribusi pada Indonesia,” jelas Parlindungan.

Ia menambahkan, pada 28 November 2025 mendatang pihaknya akan menggelar konferensi pertama di Jakarta, dengan fokus pada tema keuangan (finance) dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Parlindungan berharap forum ini bisa menjadi wadah diaspora untuk tetap terkoneksi dengan tanah air, melihat potensi besar di bidang keuangan maupun teknologi, dan pada akhirnya memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa.

sumber